google-site-verification: googlee10025ebf65670c5.html 0812.8337.2796 MACAM DOA - Heldin manurung: 8

8

MACAM DOA


Ada berbagai macam doa yang kita kenal yang kita gunakan sebagai wadah berkomunikasi atau bercakap-cakap dengan Tuhan. Macam doa tersebut terbentuk dari karakteristik doa yang kita panjatkan yang dipengaruhi oleh sikap hati dan keadaan pikiran kita.

Percakapan kita dengan Tuhan berlangsung tidak dengan mengikuti suatu ketentuan dan peraturan yang baku. Hal itu berlangsung dengan spontan dan berbicara dengan bebas sesuai sikap hati dan keadaan pikiran atau sesuai tuntunan Roh Kudus.

Dengan demikian doa yang kita panjatkan menjadi bersifat pribadi, hidup, dan apa adanya. Semakin spontan dan apa adanya sebuah doa yang kita panjatkan, akan semakin murni dan nyata doa tersebut. Hal ini akan membentuk karakteristik doa yang berbeda-beda.

Doa adalah sikap hati dan keadaan pikiran kita yang terhubung dan tertuju kepada Tuhan. Doa masing-masing orang akan terwujud sesuai sikap hati dan keadaan pikirannya.

Bila seseorang berdoa berarti dia menyatakan kepada Tuhan tentang kehidupan pribadinya sesuai sikap hati dan keadaan pikirannya secara pribadi. Keadaan pikiran dan sikap hati tiap orang yang berbeda akan menentukan karakteristik dari pada doa itu sendiri.

Oleh karena itu doa yang kita panjatkan bisa berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Doa seseorang yang selalu berdoa akan berbeda dari waktu ke waktu, tergantung sikap hati dan keadaan pikirannya.

Sikap hati dan keadaan pikiran orang yang berdoa akan menentukan macam doa apa yang akan terwujud. Sikap hati dan pikiran yang tenang mungkin akan mewujudkan doa yang tenang, penuh ucapan syukur dan penyembahan.

Sikap hati dan keadaan pikiran yang yang sedang menghadapi masalah akan terwujud doa yang bergumul keras. Dari sikap hati dan keadaan pikiran seseorang yang sedang menginginkan atau berharap sesuatu akan terwujud doa permohonan.

Dengan demikian doa yang kita panjatkan bisa terdiri atas bermacam-macam doa, seperti yang akan dibicarakan selanjutnya.


1.    Doa Bapa Kami

Apakah ‘Doa Bapa Kami’ itu? Doa Bapa Kami adalah doa yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya. Yesus telah berupaya mengajar para murid-Nya tentang berbagai hal, terutama hal berdoa.

Kehadiran Yesus dihadapkan dengan situasi yang sangat sulit dengan adanya pertentangan pengajaran-Nya dengan pengajaran yang dilakukan oleh orang-orang farisi dan para ahli taurat pada masa itu. Paham dan pemahaman orang-orang Farisi sangat berbeda dengan pengajaran Yesus tentang hal kerajaan surge pada masa itu.

Jika kita membaca keempat injil: Matius, Lukas, Markus, dan Yohanes kita dapat melihat bahwa ajaran orang Yahudi, khususnya para ahli taurat, dan orang Farisi selalu bertentangan dengan ajaran Yesus.

Melihat berbagai pertentangan yang terjadi maka Yesus mengajar para murid-Nya agar mereka tidak mengikuti cara orang Farisi berdoa. Yesus menasehati murid-murid-Nya seperti tertulis dalam Injil Matius 6:5-8):

Nasehat pertama: Yesus menasehati mereka agar tidak berdoa seperti orang munafik. Orang munafik adalah orang yang suka pamer apa yang ia lakukan agar orang tahu.

Pada hal apa yang mereka lakukan tidak benar karena tidak sesuai dengan kehendak Allah. Yesus menyuruh agar mereka berdoa di tempat tersembunyi. Artinya jangan pamer di muka umum, apalagi di tikungan jalan. Seperti papan iklan, iyaaa kan? Karena hanya dengan doa dengan fokus dan khusuk Bapamu yang tersembunyi melihat dan membalasnya. 

Nasehat Kedua: Jangan berdoa dengan bertele-tele. Yesus menegaskan hal ini kepada murid-murid-Nya karena Dia tahu bahwa orang-orang Farisi berdoa demikian. Mereka beroda dengan mengucapkan kata-kata yang tidak penting, berusaha memperpanjang doanya dengan ucapan-ucapan yang sesungguhnya tidak berguna. 

Yesus menegaskan bahwa hal itu adalah kebiasaan berdoa orang-orang yang tidak mengenal Allah. Yesus menegaskan kepada murid-murid-Nya agar mereka tidak berdoa dengan bertele-tele. Selanjutnya Yesus meyakinkan mereka bahwa Allah Bapa yang di surga telah mengeahui apa yang kamu butuhkan, sebelum mereka memintanya kepada-Nya.

Setelah Yesus selesai menasehati murid-muridnya, Dia pun mengajarkan kepada mereka sebuah doa, yang hingga sekarang ini kita sebut namanya ‘Doa Bapa Kami’ karena doa tersebut diawali dengan kalimat sapaan yang berbunyi: Bapa Kami yang di surga.

Kalimat sapaan yang mengawali doa ini menjadi sebuah pemicu kemarahan orang-orang Farisi pada masa itu. Mereka beranggapan bahwa Yesus dan murid-murid-Nya merendahkan dan menghujad Allah karena mereka terlalu berani memanggil Allah sebagai Bapa mereka.

Pada masa itu timbul dua pemahaman yang berbeda. Orang Yahudi pada umumnya dan orang Farisi khususnya menganggap Allah adalah Maha Kuasa, Maha Kudus. Tidak boleh orang sembarangan terhadap-Nya. 
....

Hal inilah yang membedakan antara doa yang diajarkan Yesus kepada murid-murid-Nya dengan doa orang Yahudi, khususnya orang Farisi.

Yesus yang telah memahaminya dengan tegas mengatakan bahwa Allah yang maha kuasa dan maha kudus itu adalah Bapa-Nya, dan juga menjadi Bapa bagi para murid dan kita semua sebagai pengikut-Nya.

Dengan mengajarkan ‘Doa Bapa Kami’ kepada para murid-Nya berarti Dia juga menegaskan kepada mereka dan juga kepada kita bahwa kita bisa memanggil Allah yang Maha Kuasa itu Bapa Kita.

Menganai hal ini dapat kita lihat dalam Lukas 11:1: “Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatlah seorang dari murid-Nya kepada-Nya: “Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya.”

Jawab Yesus kepada mereka: “Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa …” Dan dikatakan juga bahwa kita adalah anak-anak-Nya.

Mengenai hal ini dapat kita lihat dalam Injil Matius 5:9: “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.”

Dan dalam Injil Yohanes 1:12: “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percya dalam nama-Nya.”

Doa yang diajarkan Yesus kepada murid-murid-Nya trdiri atas pembukaan, isi, dan penutup, sebgai berikut:

Pembukaan:
Bapa kami yang di surga.

Isi: (Terdiri atas enam permohonan)

a.       Dikuduskanlah nama-Mu

b.      Datanglah kerajaan-Mu.

c.       Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga.

d.      Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya.


e.       Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.

f.       Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat.

Penutup:
(Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)

Doa ini memang sungguh nyata sangat sederhana, padat namun tetap menjangkau baik hal rohani maupun kebutuhan jasmani bagi anak-anak Allah di dunia ini.

Nampak jelas bahwa doa ini mendahulukan kerajaan Allah, baru kemudian disusul dengan semua keperluan hidup anak-anak Allah yang memanjatkan doa tersebut.


1.    Doa Permohonan

Apakah yang dimaksud dengan doa permohonan? Doa permohonan adalah doa yang mengandung permintaan.

Dalam doa yang kita panjatkan kepada Tuhan kita mengajukan permintaan kita. Kita meminta kepada Tuhan apa yang kita inginkan.

Saya percaya semua orang yang normal pasti menginginkan sesuatu. Jarang sekali kita menemukan orang yang tidak memiliki keinginan. Setiap orang pasti memiliki sesuatu keinginan dalam benaknya. Saya percaya ini adalah kehidupan yang normal.

Kita menginginkan sesuatu maka kita memintanya kepada Bapa kita, Yesus Kristus. Dalam suratnya, rasul Yakobus mengatakan bahwa kita tidak memperoleh apa-apa karena kita tidak meminta.

Bunyi ayat tersebut berbunyi demikian: “Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa” (Yakobus 4:2).

Sekali lagi perlu ditegaskan bahwa kita tidak memperoleh apa-apa karena kita tidak berdoa (meminta). Jadi kita harus mengajukan permohonan atau meminta kepada Tuhan. Yesus Kristus sendiri juga menyuruh kita untuk meminta kepada-Nya: “Mintalah maka akan diberikan kepadamu;…” (Matius 7:7).

Mari kita perhatikan perkataan Tuhan yang berbunyi: “Mintalah …”. Ungkapan tersebut adalah sebuah kalimat perintah. Tuhan menyuruh kita untuk meminta kepada-Nya.

Bila kita simak makna ungkapan berupa perintah tersebut berarti kita disuruh meminta tidak hanya sekali, tetapi terus menerus hingga kita memperoleh apa yang kita minta tersebut.

Bila kita meminta kepada Tuhan apa yang kita inginkan atau apa yang menjadi kebutuhan kita, itu artinya bahwa kita sedang memanjatkan doa permohnan kita kepada-Nya.

Namun perlu juga kita perhatikan bahwa walaupun kita disuruh untuk meminta kepada-Nya, kita juga harus tahu dan sadar betul apakah yang kita minta itu sungguh sesuai dengan kehendak Tuhan.

Permohonan kita sering tidak diindahkan Tuhan karena keinginan atau motivasi kita dengan apa yang kita mohonkan itu tidak sinkron dengan kehendak Tuhan.

Mungkin hal inilah yang disebut dengan salah berdoa. Dalam suratnya, rasul Yakobus mengatkan: “Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu” (Yakobus 4:3).

2.    Doa Firman

Apakah doa Firman itu? Doa Firman adalah doa berdasarkan Firman Tuhan. Pendoa menyertakan Firman Tuhan yang dikutip dari alkitab.

Misalnya, Firman Tuhan berupa pujian dan penyembahan seperti yang diterapkan pemazmur Daud sepanjang hidupnya. Kita ambil contoh Mazmur 9:2-3: “Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hatiku, aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib; aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau, bermazmur bagi nama-Mu yang Mahatinggi,”.

Bila kita ingin berdoa untuk meyakinkan diri kita dan orang lain bahwa Tuhanlah sumber kebutuhan kita, maka kita dapat mengutip Firman Tuhan dari Ulangan 8:18: “Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini”.

Ketika anda atau seseorang yang anda kasihi sakit, anda dapat berdoa dengan mengutip firman Tuhan dari Keluaran 15:26, yang berbunyi: “Aku Tuhanlah yang menyembuhkan engkau,”.

Atau bisa juga mengutip Firman Tuhan dari 1 Petrus 2:24: “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.”.

Berdoa Firman berarti kita berdoa sejalan dengan Firman Tuhan. Dengan demikian kita berdoa kepada Tuhan tidak dengan pikiran atau kehendak kita sendiri, tetapi benar-benar berdasarkan Firman kebenaran.

Saya percaya doa yang demikian akan sesuai dengan kehendak Tuhan karena kita berdoa berdasarkan Firman-Nya. Dengan demikian doa kita pun akan efektif dan ada kuasa di dalamnya dan pasti berhasil.

Firman Tuhan tidak pernah gagal. Firman Tuhan tidak pernah kembali dengan sia-sia. Firman Tuhan dalam Yesaya mengatakan demikian: “demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, an akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya” (Yesaya 55:11).

Mari kita perhatikan saudaraku. Nats ini mengatakan bahwa firman Tuhan tidak akan pernah kembali dengan sia-sia. Marilah kita berdoa firman. Saatnya kita mengembalikan firman Tuhan kepada-Nya.

Dan percayalah dengan apa yang dikatakan oleh Tuhan bahwa ia akan melakukan apa yang disuruhkan kepadanya. Jika kita berdoa firman dengan mengutip firman Tuhan dalam 1 Petrus 2:24: “…Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh”, maka orang sakit yang anda doakan pasti sembuh karena firman Tuhan yang melakukannya. Dan Allah yang menyuruhnya. Bukan anda yang melakukannya. Maka beryukurlah kepada Allah Bapa kita karena Dia telah memberikan kita firman-Nya.


3.    Doa Konsekrasi

Apakah doa konsekrasi itu? Kita tidak akan pernah bisa melakukannya bila kita tidak tahu persis apa yang dimaksud dengan hal itu. Bila kita memahami betul-betul apa yang akan kita lakukan maka kita pun akan dapat melakukannya dengan baik dan mudah. Dan dari dasar pengetahuan itulah akan timbul iman.

Konsekrasi, menurut Joyce Meyer, adalah menyerahkan kepada Tuhan segenap diri kita dan yang bukan diri kita.

Yang dimaksudkan di sini yang bukan diri kita adalah hal-hal yang bukan diri kita, seperti kelemahan kita dan segala kekurangan kita.

Dari pengertian apa yang diberikan di atas, maka doa konsekrasi dapat diartikan dengan doa penyerahan diri kepada Tuhan secara total.

Yang dimaksud dengan secara total adalah penyerahan secara keseluruhan tubuh, jiwa dan roh kita, dan hidup mati kita ke tangan Tuhan.

Contoh penyerahan total ini dapat kita lihat dalam diri rasul Paulus. Setelah dia ditangkap Tuhan, diproses untuk dipakai sebagai alat kemuliaan-Nya. Tuhan tidak mengijinkannya untuk menggunakan kehendak, pikiran dan kekuatannya sendiri.

Tuhan menyuruhnya untuk berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan. Walapun ia telah memintanya berkali-kali kepada Tuhan, tetapi Tuhan menjawabnya dengan menatakan: Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu.

Dalam suratnya kepada jemaat Korintus, rasul Paulus mengatakan: “Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku” (2 Korintus 12:9).

Dalam penyerahan total itu, Tuhan benar-benar melucuti kita, membersihkan kita dari segala hal yang menghalangi kita untuk berserah sepenuhnya kepada-Nya.

Jika kita membaca kisah perjalanan hidup rasul Paulus, kita dapat melihat bagaimana seorang yang kuat dalam keagamaan Yahudi, memiliki pengetahuan dan kuasa hingga menjadi pembunuh pengikut Yesus dan rasul-rasul-Nya pada masa itu.

Dia ditangkap oleh Tuhan, diproses hingga benar-benar dilucuti hingga bisa menyerahkan diri seutuhnya kepada Tuhan. Penyerahan diri rasul Paulus kepada Tuhan merupakan sebuah doa konsekrasi hingga dia dapat berkata bahwa bukan dia lagi yang hidup tetapi Tuhanlah yang bekerja di dalam dia.

Dalam suratnya kepada jemaat Galatia, rasul Paulus mengatakan: “Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku” (Galatia 2:20).

Konsekrasi merupakn sebuah proses hidup yang di dalamnya terjadi pemurnian oleh Tuhan. Karena doa konsekrasi dapat dilakukan oleh seseorang karena Tuhan telah mengundang dia tidak hanya sekedar memperbaiki dirinya tetapi mengubah dan mencipta ulang dirinya di dalam kekudusan yang Tuhan berikan.

Tuhan tidak pernah mau memakai orang secara sembarangan. Bila Tuhan mau memakai seseorang, Ia pasti mengawalinya dengan membersihkan dan memurnikannya dari hal-hal yang tidak berkenan bagi-Nya.

Tuhan terutama memperbaiki jiwa orang yang perlu untuk diselamatkan. Oleh karena itu, Allah pertama-tama mengganti hati dan pikiran kita dengan hati yang baru yang sesuai dengan kehendak-Nya.

Firman Tuhan melalui Yehezkiel mengatakan: “Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan Roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat” (Yehezkiel 36:26).

Tuhan betul-betul akan mengambil semua perkakas yang lama dalam diri kita, dan menggantikannya dengan yang baru yang sungguh-sungguh dari Dia sendiri.

Disadari atau tidak, manusia adalah salah satu ciptaan paling lemah di antara ciptaan yang pernah diciptakan oleh Allah. Manusia pertama, Adam dan Hawa ditempatkan Allah di taman Eden dengan pemeliharaan yang sempurna dari Allah.

Allah menyediakan segala keperluannya karena mereka mahluk lemah dan sangat dikasihi oleh Allah. setelah manusia jatuh ke dalam dosa, mereka melarikan diri dari Allah.

Mereka lebih memilih untuk hidup sendiri tanpa Allah. Mereka mengandalkan kekuatan mereka sendiri. Mereka menjadi sombong dengan segala dosa-dosanya.

Kelemahan manusia itu tampak dengan jelas ketika seorang anak baru dilahirkan, dia sangat lemah. Dia tidak bisa berbuat apa-apa hingga berumur tiga atau lima tahun. Dia harus disuapi makan, minum. Dia harus dimandikan, dan sebagainya.

Pokoknya, dia hanya bisa hidup oleh pertolongan orang tuanya. Berbeda dengan mahluk lain. Walaupun masih baru dilahirkan sudah bisa jalan sendiri, makan sendiri, semuanya sendiri.

Yesus, yang hadir di dunia sebagai sosok manusia adalah seorang pribadi yang hidup sungguh dalam konsekrasi total. Walapun Dia sesungguhnya memiliki kuasa, tetapi Dia menyerahkan hidup-Nya secara total kepada Bapa-Nya.

Dia tidak pernah sekali pun mengandalkan kekuatan-Nya sendiri. Dia tidak pernah meminta kebutuhan jasmani dan duniawi dalam doa-Nya. Dia tidak pernah meminta agar masalah dan kesulitan yang dihadapi dihindarkan oleh Bapa-Nya. Tetapi Dia meminta agar diberi kekuatan untuk menghadapinya.

Yesus tidak berbuat sesuatu atau berkata-kata dari diri-Nya sendiri. Dia selalu mengatakan apa yang telah dikatakan Bapa-Nya kepada-Nya.

Dalam Injil Yohanes dikatakan: “…Aku tidak berbuata apa-apa dari diri-Ku sndiri, tetapi Aku brbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku” (Yohanes 8:28).

Selanjutnya dalam Injil Yohanes dikatakan: “…Apa yang Aku katakana kepadamu, tidak Aku katakana dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya” (Yohanes 14:10). Konsekarasi total.

4.    Doa Komitmen

Apakah yang dimaksud dengan doa komitmen itu? Kata komitmen berasal dari bahasa Inggris dengan kata dasar ‘commit’ yang berarti menyerahkan, atau mempercayakan. Bentuk kata benda ‘commitment’ dalam bahasa Indonesia disebut komitmen, atau penyerahan.

Doa komitmen berarti sebuah doa penyerahan kepada Allah. Berdoa komitmen berarti kita berdoa dengan menyerahkan kepada Tuhan seluruh masalah hidup kita, termasuk hidup dan kehidupan kita sekali gus.

Berdoa komitmen berarti menyerahkan segalanya kepada Tuhan. Biarkan Dia yang mengatur dan menyelesaikan segalanya dalam hidup kita. bila kita telah berkomitmen menyerahkan segala masalah kita kepada Tuhan berarti kita dapat menikmati hidup kita sesuai tuntunan Tuhan.

Jika selama ini anda telah berupaya dengan seluruh pikiran dan kekuatan anda sendiri untuk mengatur hidup anda, pekerjaan anda, uang anda, dan dalam perjalanan hidup anda mungkin anda telah menghadapi beberapa masalah. Tapi masalah anda tidak kunjung selesai. Masalah terus datang silih berganti. Mungkin ada yang bisa anda hadapi, tetapi banyak juga yang tidak bisa anda selesaikan.


5.    Doa Syafaat

Apa kah yang dimaksud dengan doa syafaat itu?

Doa syafaat adalah doa yag dipanjatkan kepada Tuhan untuk seseorang, sebuah kelompok, atau sesuatu yang membutuhkan pertolongan Tuhan.

Doa syafaat merupakan doa yang penting karena menyangkut kebutuhan seseorang atau kelompok, atau bahkan sesuatu yang sangat membutuhkan pertolongan Tuhan karena mereka tidak berdaya, atau sedang dalam keadaan tekanan, atau karena mereka memang tidak tahu berdoa karena mereka tidak mengenal Allah dengan benar.

Bila kita berdoa syafaat berarti kita berdiri untuk berseru kepada Tuhan untuk orang lain yang membutuhkan pertolongan Tuhan. Dalam siatuasi formal, berdoa syafaat akan menjadi tugas dan fungsi imamat, seperti dalam sebuah perkumpulan orang-orang kudus, dan dalam gereja Tuhan.

Seorang imam tidak hidup hanya untuk dirinya sendiri. Dia hidup untuk Tuhan dan untuk orang lain. Seorang imam memiliki doa penting untuk berdoa kepada Tuhan bagi kepentingan umat yang digembalakannya. Seperti yang telah dilakukan Yesus selama kehadiran-Nya secara jasmani di dunia. Kemudian diikuti dan dilanjutkan oleh para rasul yang telah mendapat pengajaran dari Yesus.

Doa syafaat telah ada sejak zaman Perjanjian lama. Salah satu doa syafaat yang dikenal banyak orang adalah doa syafaat Abraham bagi kota Sodom dan Gumora.

Sesuai dengan pernyataan Allah sendiri bahwa Abraham adalah sahabat-Nya. Hal tersebut nyata bagi kita bahwa Abraham bersyafaat bagi Sodom dan Gumora, dan terjadi tawar-menawar antara Allah dan dia, layaknya seperti dua sahabat yang sedang mencapai sebuah mufakat.

Mengenai doa syafaat Abraham dapat kit abaca dalam Kejadian 18:16-33. Saya juga berdoa syafaat untuk anda yang membaca buku ini. Bila saudara percaya bahwa pada saat membaca buku ini, Tuhan sedang menjamah saudara dan membritahukan saudara bahwa saudara diharapkan mengikuti jejak bapa kita Abraham menjadi pendoa syafaat.

Tuhan mengharapkan saudara untuk mejadi sahabat-Nya. Banyak sekali suadra kita yang masih membutuhkan syafaat anda.

Jadilah anda menjadi imam bagi keluarga anda sendiri, dan bagi banyak orang yang membutuhkan doa syafaat anda. Kita tidak harus menunggu pendeta berdoa syafaat bagi anda, tetapi andalah yang telah dipanggil Tuhan untuk melakukannya bagi keluarga anda, dan oang lain yang membuthkannya.

Ketahuilah bahwa kita ini merupakan bangsa yang telah dipilih oleh Tuhan menjadi imamat yang rajani, yang dapat langsung datang kepada Dia untuk menyampaikan segala persoalan kita, dan meminta dari pada-Nya segala keperluan kita.

Dalam suratnya, rasul Petrus mengatakan: “Tetapi kamulah bangsa yang tepilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitahukan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:” (1 Petrus 2:9).
*****
Doa kami tulisan yang kami sajikan ini menjadi berkat bagi saudara.
Terima kasih, saudara telah membaca tulisan yang disajikan oleh Ev. Heldin Manurung dalam website ini. Tuhan Yesus Kristus memberkati saudara. Amin!