MACAM DOA
Ada
berbagai macam doa yang kita kenal yang kita gunakan sebagai wadah
berkomunikasi atau bercakap-cakap dengan Tuhan. Macam doa tersebut terbentuk
dari karakteristik doa yang kita panjatkan yang dipengaruhi oleh sikap hati dan
keadaan pikiran kita.
Percakapan
kita dengan Tuhan berlangsung tidak dengan mengikuti suatu ketentuan dan
peraturan yang baku. Hal itu berlangsung dengan spontan dan berbicara dengan
bebas sesuai sikap hati dan keadaan pikiran atau sesuai tuntunan Roh Kudus.
Dengan
demikian doa yang kita panjatkan menjadi bersifat pribadi, hidup, dan apa
adanya. Semakin spontan dan apa adanya sebuah doa yang kita panjatkan, akan
semakin murni dan nyata doa tersebut. Hal ini akan membentuk karakteristik doa
yang berbeda-beda.
Doa adalah
sikap hati dan keadaan pikiran kita yang terhubung dan tertuju kepada Tuhan.
Doa masing-masing orang akan terwujud sesuai sikap hati dan keadaan pikirannya.
Bila
seseorang berdoa berarti dia menyatakan kepada Tuhan tentang kehidupan
pribadinya sesuai sikap hati dan keadaan pikirannya secara pribadi. Keadaan
pikiran dan sikap hati tiap orang yang berbeda akan menentukan karakteristik
dari pada doa itu sendiri.
Oleh
karena itu doa yang kita panjatkan bisa berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya. Doa seseorang yang selalu berdoa akan berbeda dari waktu ke waktu,
tergantung sikap hati dan keadaan pikirannya.
Sikap hati
dan keadaan pikiran orang yang berdoa akan menentukan macam doa apa yang akan
terwujud. Sikap hati dan pikiran yang tenang mungkin akan mewujudkan doa yang
tenang, penuh ucapan syukur dan penyembahan.
Sikap hati
dan keadaan pikiran yang yang sedang menghadapi masalah akan terwujud doa yang
bergumul keras. Dari sikap hati dan keadaan pikiran seseorang yang sedang
menginginkan atau berharap sesuatu akan terwujud doa permohonan.
Dengan
demikian doa yang kita panjatkan bisa terdiri atas bermacam-macam doa, seperti
yang akan dibicarakan selanjutnya.
1.
Doa Bapa Kami
Apakah
‘Doa Bapa Kami’ itu? Doa Bapa Kami adalah doa yang diajarkan oleh Yesus kepada
murid-murid-Nya. Yesus telah berupaya mengajar para murid-Nya tentang berbagai
hal, terutama hal berdoa.
Kehadiran
Yesus dihadapkan dengan situasi yang sangat sulit dengan adanya pertentangan
pengajaran-Nya dengan pengajaran yang dilakukan oleh orang-orang farisi dan
para ahli taurat pada masa itu. Paham dan pemahaman orang-orang Farisi sangat
berbeda dengan pengajaran Yesus tentang hal kerajaan surge pada masa itu.
Jika kita
membaca keempat injil: Matius, Lukas, Markus, dan Yohanes kita dapat melihat
bahwa ajaran orang Yahudi, khususnya para ahli taurat, dan orang Farisi selalu
bertentangan dengan ajaran Yesus.
Melihat
berbagai pertentangan yang terjadi maka Yesus mengajar para murid-Nya agar
mereka tidak mengikuti cara orang Farisi berdoa. Yesus menasehati
murid-murid-Nya seperti tertulis dalam Injil Matius 6:5-8):
Nasehat
pertama: Yesus menasehati mereka agar tidak berdoa seperti orang munafik. Orang
munafik adalah orang yang suka pamer apa yang ia lakukan agar orang tahu.
Pada hal
apa yang mereka lakukan tidak benar karena tidak sesuai dengan kehendak Allah.
Yesus menyuruh agar mereka berdoa di tempat tersembunyi. Artinya jangan pamer
di muka umum, apalagi di tikungan jalan. Seperti papan iklan, iyaaa kan? Karena
hanya dengan doa dengan fokus dan khusuk Bapamu yang tersembunyi
melihat dan membalasnya.
Nasehat Kedua: Jangan berdoa dengan bertele-tele. Yesus menegaskan hal ini kepada murid-murid-Nya karena Dia tahu bahwa orang-orang Farisi berdoa demikian. Mereka beroda dengan mengucapkan kata-kata yang tidak penting, berusaha memperpanjang doanya dengan ucapan-ucapan yang sesungguhnya tidak berguna.
Yesus menegaskan bahwa hal itu adalah kebiasaan berdoa orang-orang yang tidak mengenal Allah. Yesus menegaskan kepada murid-murid-Nya agar mereka tidak berdoa dengan bertele-tele. Selanjutnya Yesus meyakinkan mereka bahwa Allah Bapa yang di surga telah mengeahui apa yang kamu butuhkan, sebelum mereka memintanya kepada-Nya.
Nasehat Kedua: Jangan berdoa dengan bertele-tele. Yesus menegaskan hal ini kepada murid-murid-Nya karena Dia tahu bahwa orang-orang Farisi berdoa demikian. Mereka beroda dengan mengucapkan kata-kata yang tidak penting, berusaha memperpanjang doanya dengan ucapan-ucapan yang sesungguhnya tidak berguna.
Yesus menegaskan bahwa hal itu adalah kebiasaan berdoa orang-orang yang tidak mengenal Allah. Yesus menegaskan kepada murid-murid-Nya agar mereka tidak berdoa dengan bertele-tele. Selanjutnya Yesus meyakinkan mereka bahwa Allah Bapa yang di surga telah mengeahui apa yang kamu butuhkan, sebelum mereka memintanya kepada-Nya.
Setelah
Yesus selesai menasehati murid-muridnya, Dia pun mengajarkan kepada mereka
sebuah doa, yang hingga sekarang ini kita sebut namanya ‘Doa Bapa Kami’ karena
doa tersebut diawali dengan kalimat sapaan yang berbunyi: Bapa Kami yang di
surga.
Kalimat
sapaan yang mengawali doa ini menjadi sebuah pemicu kemarahan orang-orang
Farisi pada masa itu. Mereka beranggapan bahwa Yesus dan murid-murid-Nya
merendahkan dan menghujad Allah karena mereka terlalu berani memanggil Allah
sebagai Bapa mereka.
Pada
masa itu timbul dua pemahaman yang berbeda. Orang Yahudi
pada umumnya dan orang Farisi khususnya menganggap Allah adalah Maha Kuasa,
Maha Kudus. Tidak boleh orang sembarangan terhadap-Nya.
....
....
Hal inilah
yang membedakan antara doa yang diajarkan Yesus kepada murid-murid-Nya dengan
doa orang Yahudi, khususnya orang Farisi.
Yesus yang
telah memahaminya dengan tegas mengatakan bahwa Allah yang maha kuasa dan maha
kudus itu adalah Bapa-Nya, dan juga menjadi Bapa bagi para murid dan kita semua
sebagai pengikut-Nya.
Dengan
mengajarkan ‘Doa Bapa Kami’ kepada para murid-Nya berarti Dia juga menegaskan
kepada mereka dan juga kepada kita bahwa kita bisa memanggil Allah yang Maha
Kuasa itu Bapa Kita.
Menganai
hal ini dapat kita lihat dalam Lukas 11:1: “Pada suatu kali Yesus sedang berdoa
di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatlah seorang dari
murid-Nya kepada-Nya: “Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan
Yohanes kepada murid-muridnya.”
Jawab
Yesus kepada mereka: “Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa …” Dan dikatakan
juga bahwa kita adalah anak-anak-Nya.
Mengenai
hal ini dapat kita lihat dalam Injil Matius 5:9: “Berbahagialah orang yang
membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.”
Dan dalam
Injil Yohanes 1:12: “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa
supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percya dalam nama-Nya.”
Doa yang
diajarkan Yesus kepada murid-murid-Nya trdiri atas pembukaan, isi, dan penutup,
sebgai berikut:
Pembukaan:
Bapa kami
yang di surga.
Isi:
(Terdiri atas enam permohonan)
a.
Dikuduskanlah nama-Mu
b.
Datanglah kerajaan-Mu.
c.
Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga.
d.
Berilah kami pada hari ini makanan kami yang
secukupnya.
e.
Dan ampunilah kami akan kesalahan kami,
seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.
f.
Dan janganlah membawa kami ke dalam
pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat.
Penutup:
(Karena
Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya.
Amin.)
Doa ini
memang sungguh nyata sangat sederhana, padat namun tetap menjangkau baik hal
rohani maupun kebutuhan jasmani bagi anak-anak Allah di dunia ini.
Nampak
jelas bahwa doa ini mendahulukan kerajaan Allah, baru kemudian disusul dengan
semua keperluan hidup anak-anak Allah yang memanjatkan doa tersebut.
1.
Doa Permohonan
Apakah
yang dimaksud dengan doa permohonan? Doa permohonan adalah doa yang mengandung
permintaan.
Dalam doa
yang kita panjatkan kepada Tuhan kita mengajukan permintaan kita. Kita meminta
kepada Tuhan apa yang kita inginkan.
Saya
percaya semua orang yang normal pasti menginginkan sesuatu. Jarang sekali kita
menemukan orang yang tidak memiliki keinginan. Setiap orang pasti memiliki
sesuatu keinginan dalam benaknya. Saya percaya ini adalah kehidupan yang
normal.
Kita
menginginkan sesuatu maka kita memintanya kepada Bapa kita, Yesus Kristus.
Dalam suratnya, rasul Yakobus mengatakan bahwa kita tidak memperoleh apa-apa
karena kita tidak meminta.
Bunyi ayat
tersebut berbunyi demikian: “Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak
memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai
tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh
apa-apa, karena kamu tidak berdoa” (Yakobus 4:2).
Sekali
lagi perlu ditegaskan bahwa kita tidak memperoleh apa-apa karena kita tidak
berdoa (meminta). Jadi kita harus mengajukan permohonan atau meminta kepada
Tuhan. Yesus Kristus sendiri juga menyuruh kita untuk meminta kepada-Nya:
“Mintalah maka akan diberikan kepadamu;…” (Matius 7:7).
Mari kita
perhatikan perkataan Tuhan yang berbunyi: “Mintalah …”. Ungkapan tersebut
adalah sebuah kalimat perintah. Tuhan menyuruh kita untuk meminta kepada-Nya.
Bila kita
simak makna ungkapan berupa perintah tersebut berarti kita disuruh meminta
tidak hanya sekali, tetapi terus menerus hingga kita memperoleh apa yang kita
minta tersebut.
Bila kita
meminta kepada Tuhan apa yang kita inginkan atau apa yang menjadi kebutuhan
kita, itu artinya bahwa kita sedang memanjatkan doa permohnan kita kepada-Nya.
Namun
perlu juga kita perhatikan bahwa walaupun kita disuruh untuk meminta
kepada-Nya, kita juga harus tahu dan sadar betul apakah yang kita minta itu sungguh
sesuai dengan kehendak Tuhan.
Permohonan
kita sering tidak diindahkan Tuhan karena keinginan atau motivasi kita dengan
apa yang kita mohonkan itu tidak sinkron dengan kehendak Tuhan.
Mungkin
hal inilah yang disebut dengan salah berdoa. Dalam suratnya, rasul Yakobus
mengatkan: “Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena
kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk
memuaskan hawa nafsumu” (Yakobus 4:3).
2.
Doa Firman
Apakah doa
Firman itu? Doa Firman adalah doa berdasarkan Firman Tuhan. Pendoa menyertakan
Firman Tuhan yang dikutip dari alkitab.
Misalnya,
Firman Tuhan berupa pujian dan penyembahan seperti yang diterapkan pemazmur
Daud sepanjang hidupnya. Kita ambil contoh Mazmur 9:2-3: “Aku mau bersyukur
kepada TUHAN dengan segenap hatiku, aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu
yang ajaib; aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau, bermazmur bagi
nama-Mu yang Mahatinggi,”.
Bila kita
ingin berdoa untuk meyakinkan diri kita dan orang lain bahwa Tuhanlah sumber
kebutuhan kita, maka kita dapat mengutip Firman Tuhan dari Ulangan 8:18:
“Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang
memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud
meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu,
seperti sekarang ini”.
Ketika
anda atau seseorang yang anda kasihi sakit, anda dapat berdoa dengan mengutip
firman Tuhan dari Keluaran 15:26, yang berbunyi: “Aku Tuhanlah yang
menyembuhkan engkau,”.
Atau bisa
juga mengutip Firman Tuhan dari 1 Petrus 2:24: “Ia sendiri telah memikul dosa
kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap
dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.”.
Berdoa
Firman berarti kita berdoa sejalan dengan Firman Tuhan. Dengan demikian kita
berdoa kepada Tuhan tidak dengan pikiran atau kehendak kita sendiri, tetapi
benar-benar berdasarkan Firman kebenaran.
Saya
percaya doa yang demikian akan sesuai dengan kehendak Tuhan karena kita berdoa
berdasarkan Firman-Nya. Dengan demikian doa kita pun akan efektif dan ada kuasa
di dalamnya dan pasti berhasil.
Firman
Tuhan tidak pernah gagal. Firman Tuhan tidak pernah kembali dengan sia-sia.
Firman Tuhan dalam Yesaya mengatakan demikian: “demikianlah firman-Ku yang
keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia
akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, an akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan
kepadanya” (Yesaya 55:11).
Mari kita
perhatikan saudaraku. Nats ini mengatakan bahwa firman Tuhan tidak akan pernah
kembali dengan sia-sia. Marilah kita berdoa firman. Saatnya kita mengembalikan
firman Tuhan kepada-Nya.
Dan
percayalah dengan apa yang dikatakan oleh Tuhan bahwa ia akan melakukan apa
yang disuruhkan kepadanya. Jika kita berdoa firman dengan mengutip firman Tuhan
dalam 1 Petrus 2:24: “…Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh”, maka orang
sakit yang anda doakan pasti sembuh karena firman Tuhan yang melakukannya. Dan
Allah yang menyuruhnya. Bukan anda yang melakukannya. Maka beryukurlah kepada
Allah Bapa kita karena Dia telah memberikan kita firman-Nya.
3.
Doa Konsekrasi
Apakah doa
konsekrasi itu? Kita tidak akan pernah bisa melakukannya bila kita tidak tahu
persis apa yang dimaksud dengan hal itu. Bila kita memahami betul-betul apa
yang akan kita lakukan maka kita pun akan dapat melakukannya dengan baik dan
mudah. Dan dari dasar pengetahuan itulah akan timbul iman.
Konsekrasi,
menurut Joyce Meyer, adalah menyerahkan kepada Tuhan segenap diri kita dan yang
bukan diri kita.
Yang
dimaksudkan di sini yang bukan diri kita adalah hal-hal yang bukan diri kita,
seperti kelemahan kita dan segala kekurangan kita.
Dari
pengertian apa yang diberikan di atas, maka doa konsekrasi dapat diartikan
dengan doa penyerahan diri kepada Tuhan secara total.
Yang
dimaksud dengan secara total adalah penyerahan secara keseluruhan tubuh, jiwa
dan roh kita, dan hidup mati kita ke tangan Tuhan.
Contoh
penyerahan total ini dapat kita lihat dalam diri rasul Paulus. Setelah dia
ditangkap Tuhan, diproses untuk dipakai sebagai alat kemuliaan-Nya. Tuhan tidak
mengijinkannya untuk menggunakan kehendak, pikiran dan kekuatannya sendiri.
Tuhan
menyuruhnya untuk berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan. Walapun ia telah
memintanya berkali-kali kepada Tuhan, tetapi Tuhan menjawabnya dengan
menatakan: Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu.
Dalam
suratnya kepada jemaat Korintus, rasul Paulus mengatakan: “Tetapi jawab Tuhan
kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah
kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas
kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku” (2 Korintus 12:9).
Dalam
penyerahan total itu, Tuhan benar-benar melucuti kita, membersihkan kita dari
segala hal yang menghalangi kita untuk berserah sepenuhnya kepada-Nya.
Jika kita
membaca kisah perjalanan hidup rasul Paulus, kita dapat melihat bagaimana
seorang yang kuat dalam keagamaan Yahudi, memiliki pengetahuan dan kuasa hingga
menjadi pembunuh pengikut Yesus dan rasul-rasul-Nya pada masa itu.
Dia
ditangkap oleh Tuhan, diproses hingga benar-benar dilucuti hingga bisa
menyerahkan diri seutuhnya kepada Tuhan. Penyerahan diri rasul Paulus kepada
Tuhan merupakan sebuah doa konsekrasi hingga dia dapat berkata bahwa bukan dia
lagi yang hidup tetapi Tuhanlah yang bekerja di dalam dia.
Dalam
suratnya kepada jemaat Galatia, rasul Paulus mengatakan: “Namun aku hidup,
tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup dalam
aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman
dalam anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku”
(Galatia 2:20).
Konsekrasi
merupakn sebuah proses hidup yang di dalamnya terjadi pemurnian oleh Tuhan.
Karena doa konsekrasi dapat dilakukan oleh seseorang karena Tuhan telah
mengundang dia tidak hanya sekedar memperbaiki dirinya tetapi mengubah dan
mencipta ulang dirinya di dalam kekudusan yang Tuhan berikan.
Tuhan
tidak pernah mau memakai orang secara sembarangan. Bila Tuhan mau memakai
seseorang, Ia pasti mengawalinya dengan membersihkan dan memurnikannya dari
hal-hal yang tidak berkenan bagi-Nya.
Tuhan
terutama memperbaiki jiwa orang yang perlu untuk diselamatkan. Oleh karena itu,
Allah pertama-tama mengganti hati dan pikiran kita dengan hati yang baru yang
sesuai dengan kehendak-Nya.
Firman
Tuhan melalui Yehezkiel mengatakan: “Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan
Roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang
keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat” (Yehezkiel 36:26).
Tuhan
betul-betul akan mengambil semua perkakas yang lama dalam diri kita, dan
menggantikannya dengan yang baru yang sungguh-sungguh dari Dia sendiri.
Disadari
atau tidak, manusia adalah salah satu ciptaan paling lemah di antara ciptaan
yang pernah diciptakan oleh Allah. Manusia pertama, Adam dan Hawa ditempatkan
Allah di taman Eden dengan pemeliharaan yang sempurna dari Allah.
Allah
menyediakan segala keperluannya karena mereka mahluk lemah dan sangat dikasihi
oleh Allah. setelah manusia jatuh ke dalam dosa, mereka melarikan diri dari
Allah.
Mereka
lebih memilih untuk hidup sendiri tanpa Allah. Mereka mengandalkan kekuatan
mereka sendiri. Mereka menjadi sombong dengan segala dosa-dosanya.
Kelemahan
manusia itu tampak dengan jelas ketika seorang anak baru dilahirkan, dia sangat
lemah. Dia tidak bisa berbuat apa-apa hingga berumur tiga atau lima tahun. Dia
harus disuapi makan, minum. Dia harus dimandikan, dan sebagainya.
Pokoknya,
dia hanya bisa hidup oleh pertolongan orang tuanya. Berbeda dengan mahluk lain.
Walaupun masih baru dilahirkan sudah bisa jalan sendiri, makan sendiri,
semuanya sendiri.
Yesus,
yang hadir di dunia sebagai sosok manusia adalah seorang pribadi yang hidup
sungguh dalam konsekrasi total. Walapun Dia sesungguhnya memiliki kuasa, tetapi
Dia menyerahkan hidup-Nya secara total kepada Bapa-Nya.
Dia tidak
pernah sekali pun mengandalkan kekuatan-Nya sendiri. Dia tidak pernah meminta
kebutuhan jasmani dan duniawi dalam doa-Nya. Dia tidak pernah meminta agar
masalah dan kesulitan yang dihadapi dihindarkan oleh Bapa-Nya. Tetapi Dia
meminta agar diberi kekuatan untuk menghadapinya.
Yesus
tidak berbuat sesuatu atau berkata-kata dari diri-Nya sendiri. Dia selalu
mengatakan apa yang telah dikatakan Bapa-Nya kepada-Nya.
Dalam
Injil Yohanes dikatakan: “…Aku tidak berbuata apa-apa dari diri-Ku sndiri,
tetapi Aku brbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku”
(Yohanes 8:28).
Selanjutnya
dalam Injil Yohanes dikatakan: “…Apa yang Aku katakana kepadamu, tidak Aku
katakana dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang
melakukan pekerjaan-Nya” (Yohanes 14:10). Konsekarasi total.
4.
Doa Komitmen
Apakah
yang dimaksud dengan doa komitmen itu? Kata komitmen berasal dari bahasa
Inggris dengan kata dasar ‘commit’
yang berarti menyerahkan, atau mempercayakan. Bentuk kata benda ‘commitment’ dalam bahasa Indonesia
disebut komitmen, atau penyerahan.
Doa
komitmen berarti sebuah doa penyerahan kepada Allah. Berdoa komitmen berarti
kita berdoa dengan menyerahkan kepada Tuhan seluruh masalah hidup kita,
termasuk hidup dan kehidupan kita sekali gus.
Berdoa
komitmen berarti menyerahkan segalanya kepada Tuhan. Biarkan Dia yang mengatur
dan menyelesaikan segalanya dalam hidup kita. bila kita telah berkomitmen
menyerahkan segala masalah kita kepada Tuhan berarti kita dapat menikmati hidup
kita sesuai tuntunan Tuhan.
Jika
selama ini anda telah berupaya dengan seluruh pikiran dan kekuatan anda sendiri
untuk mengatur hidup anda, pekerjaan anda, uang anda, dan dalam perjalanan
hidup anda mungkin anda telah menghadapi beberapa masalah. Tapi masalah anda
tidak kunjung selesai. Masalah terus datang silih berganti. Mungkin ada yang
bisa anda hadapi, tetapi banyak juga yang tidak bisa anda selesaikan.
5.
Doa Syafaat
Apa kah
yang dimaksud dengan doa syafaat itu?
Doa
syafaat adalah doa yag dipanjatkan kepada Tuhan untuk seseorang, sebuah
kelompok, atau sesuatu yang membutuhkan pertolongan Tuhan.
Doa
syafaat merupakan doa yang penting karena menyangkut kebutuhan seseorang atau
kelompok, atau bahkan sesuatu yang sangat membutuhkan pertolongan Tuhan karena
mereka tidak berdaya, atau sedang dalam keadaan tekanan, atau karena mereka
memang tidak tahu berdoa karena mereka tidak mengenal Allah dengan benar.
Bila kita
berdoa syafaat berarti kita berdiri untuk berseru kepada Tuhan untuk orang lain
yang membutuhkan pertolongan Tuhan. Dalam siatuasi formal, berdoa syafaat akan
menjadi tugas dan fungsi imamat, seperti dalam sebuah perkumpulan orang-orang
kudus, dan dalam gereja Tuhan.
Seorang
imam tidak hidup hanya untuk dirinya sendiri. Dia hidup untuk Tuhan dan untuk
orang lain. Seorang imam memiliki doa penting untuk berdoa kepada Tuhan bagi
kepentingan umat yang digembalakannya. Seperti yang telah dilakukan Yesus
selama kehadiran-Nya secara jasmani di dunia. Kemudian diikuti dan dilanjutkan
oleh para rasul yang telah mendapat pengajaran dari Yesus.
Doa
syafaat telah ada sejak zaman Perjanjian lama. Salah satu doa syafaat yang
dikenal banyak orang adalah doa syafaat Abraham bagi kota Sodom dan Gumora.
Sesuai
dengan pernyataan Allah sendiri bahwa Abraham adalah sahabat-Nya. Hal tersebut
nyata bagi kita bahwa Abraham bersyafaat bagi Sodom dan Gumora, dan terjadi
tawar-menawar antara Allah dan dia, layaknya seperti dua sahabat yang sedang
mencapai sebuah mufakat.
Mengenai
doa syafaat Abraham dapat kit abaca dalam Kejadian 18:16-33. Saya juga berdoa
syafaat untuk anda yang membaca buku ini. Bila saudara percaya bahwa pada saat
membaca buku ini, Tuhan sedang menjamah saudara dan membritahukan saudara bahwa
saudara diharapkan mengikuti jejak bapa kita Abraham menjadi pendoa syafaat.
Tuhan
mengharapkan saudara untuk mejadi sahabat-Nya. Banyak sekali suadra kita yang
masih membutuhkan syafaat anda.
Jadilah
anda menjadi imam bagi keluarga anda sendiri, dan bagi banyak orang yang
membutuhkan doa syafaat anda. Kita tidak harus menunggu pendeta berdoa syafaat
bagi anda, tetapi andalah yang telah dipanggil Tuhan untuk melakukannya bagi
keluarga anda, dan oang lain yang membuthkannya.
Ketahuilah
bahwa kita ini merupakan bangsa yang telah dipilih oleh Tuhan menjadi imamat
yang rajani, yang dapat langsung datang kepada Dia untuk menyampaikan segala
persoalan kita, dan meminta dari pada-Nya segala keperluan kita.
Dalam
suratnya, rasul Petrus mengatakan: “Tetapi kamulah bangsa yang tepilih, imamat
yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu
memberitahukan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil
kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:” (1 Petrus 2:9).
*****
Doa kami tulisan yang kami sajikan ini menjadi berkat bagi
saudara.
Terima kasih, saudara
telah membaca tulisan
yang disajikan oleh Ev. Heldin
Manurung dalam website ini. Tuhan Yesus Kristus memberkati saudara. Amin!