google-site-verification: googlee10025ebf65670c5.html 0812.8337.2796 MACAM DOA - Heldin manurung

8

MACAM DOA


Ada berbagai macam doa yang kita kenal yang kita gunakan sebagai wadah berkomunikasi atau bercakap-cakap dengan Tuhan. Macam doa tersebut terbentuk dari karakteristik doa yang kita panjatkan yang dipengaruhi oleh sikap hati dan keadaan pikiran kita.

Percakapan kita dengan Tuhan berlangsung tidak dengan mengikuti suatu ketentuan dan peraturan yang baku. Hal itu berlangsung dengan spontan dan berbicara dengan bebas sesuai sikap hati dan keadaan pikiran atau sesuai tuntunan Roh Kudus.

Dengan demikian doa yang kita panjatkan menjadi bersifat pribadi, hidup, dan apa adanya. Semakin spontan dan apa adanya sebuah doa yang kita panjatkan, akan semakin murni dan nyata doa tersebut. Hal ini akan membentuk karakteristik doa yang berbeda-beda.

Doa adalah sikap hati dan keadaan pikiran kita yang terhubung dan tertuju kepada Tuhan. Doa masing-masing orang akan terwujud sesuai sikap hati dan keadaan pikirannya.

Bila seseorang berdoa berarti dia menyatakan kepada Tuhan tentang kehidupan pribadinya sesuai sikap hati dan keadaan pikirannya secara pribadi. Keadaan pikiran dan sikap hati tiap orang yang berbeda akan menentukan karakteristik dari pada doa itu sendiri.

Oleh karena itu doa yang kita panjatkan bisa berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Doa seseorang yang selalu berdoa akan berbeda dari waktu ke waktu, tergantung sikap hati dan keadaan pikirannya.

Sikap hati dan keadaan pikiran orang yang berdoa akan menentukan macam doa apa yang akan terwujud. Sikap hati dan pikiran yang tenang mungkin akan mewujudkan doa yang tenang, penuh ucapan syukur dan penyembahan.

Sikap hati dan keadaan pikiran yang yang sedang menghadapi masalah akan terwujud doa yang bergumul keras. Dari sikap hati dan keadaan pikiran seseorang yang sedang menginginkan atau berharap sesuatu akan terwujud doa permohonan.

Dengan demikian doa yang kita panjatkan bisa terdiri atas bermacam-macam doa, seperti yang akan dibicarakan selanjutnya.


1.    Doa Bapa Kami

Apakah ‘Doa Bapa Kami’ itu? Doa Bapa Kami adalah doa yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya. Yesus telah berupaya mengajar para murid-Nya tentang berbagai hal, terutama hal berdoa.

Kehadiran Yesus dihadapkan dengan situasi yang sangat sulit dengan adanya pertentangan pengajaran-Nya dengan pengajaran yang dilakukan oleh orang-orang farisi dan para ahli taurat pada masa itu. Paham dan pemahaman orang-orang Farisi sangat berbeda dengan pengajaran Yesus tentang hal kerajaan surge pada masa itu.

Jika kita membaca keempat injil: Matius, Lukas, Markus, dan Yohanes kita dapat melihat bahwa ajaran orang Yahudi, khususnya para ahli taurat, dan orang Farisi selalu bertentangan dengan ajaran Yesus.

Melihat berbagai pertentangan yang terjadi maka Yesus mengajar para murid-Nya agar mereka tidak mengikuti cara orang Farisi berdoa. Yesus menasehati murid-murid-Nya seperti tertulis dalam Injil Matius 6:5-8):

Nasehat pertama: Yesus menasehati mereka agar tidak berdoa seperti orang munafik. Orang munafik adalah orang yang suka pamer apa yang ia lakukan agar orang tahu.

Pada hal apa yang mereka lakukan tidak benar karena tidak sesuai dengan kehendak Allah. Yesus menyuruh agar mereka berdoa di tempat tersembunyi. Artinya jangan pamer di muka umum, apalagi di tikungan jalan. Seperti papan iklan, iyaaa kan? Karena hanya dengan doa dengan fokus dan khusuk Bapamu yang tersembunyi melihat dan membalasnya. 

Nasehat Kedua: Jangan berdoa dengan bertele-tele. Yesus menegaskan hal ini kepada murid-murid-Nya karena Dia tahu bahwa orang-orang Farisi berdoa demikian. Mereka beroda dengan mengucapkan kata-kata yang tidak penting, berusaha memperpanjang doanya dengan ucapan-ucapan yang sesungguhnya tidak berguna. 

Yesus menegaskan bahwa hal itu adalah kebiasaan berdoa orang-orang yang tidak mengenal Allah. Yesus menegaskan kepada murid-murid-Nya agar mereka tidak berdoa dengan bertele-tele. Selanjutnya Yesus meyakinkan mereka bahwa Allah Bapa yang di surga telah mengeahui apa yang kamu butuhkan, sebelum mereka memintanya kepada-Nya.

Setelah Yesus selesai menasehati murid-muridnya, Dia pun mengajarkan kepada mereka sebuah doa, yang hingga sekarang ini kita sebut namanya ‘Doa Bapa Kami’ karena doa tersebut diawali dengan kalimat sapaan yang berbunyi: Bapa Kami yang di surga.

Kalimat sapaan yang mengawali doa ini menjadi sebuah pemicu kemarahan orang-orang Farisi pada masa itu. Mereka beranggapan bahwa Yesus dan murid-murid-Nya merendahkan dan menghujad Allah karena mereka terlalu berani memanggil Allah sebagai Bapa mereka.

Pada masa itu timbul dua pemahaman yang berbeda. Orang Yahudi pada umumnya dan orang Farisi khususnya menganggap Allah adalah Maha Kuasa, Maha Kudus. Tidak boleh orang sembarangan terhadap-Nya. 

BACAAN TERKAIT